persebaran nenek moyangMengenai persebaran penduduk Indonesia terdapat berbagai pendapat mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa tokoh berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli berasal dari Indonesia melainkan daerah lain. Namun juga ada yang berpendapat mengenai asal usul nenek moyang memang berasal asli dari Indonesia. Brandes dan Kern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Penelitian dari kedua tokoh tersebut berdasarkan persamaan bahasa. Brendes menyatakan bahwa ada kesamaan antara bahasa yang digunakan bangsa Indonesia dengan bahasa yang digunakan oleh penduduk yang mendiami pulau Formosa (Taiwan).

Sedangkan Kern menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina. Kern mendasarkan pernyataannya tersebut berdasarkan kesamaan bahasa serta persamaan nama binatang dan nama senjata. Pada sekitar tahun 2000 sampai 2500 SM, orang-orang dari Yunan dengan menggunakan perahu bercadik meninggalkan wilayah tempat tinggalnya menuju ke daerah wilayah selatan. Perpindahan penduduk ini dikarenakan desakan suku lain yang lebih kuat. Von Heine Gildren menyatakan bahwa penduduk Indonesia berasal dari daratan Asia hal ini didasarkan pada artefak yang ditinggalkan. Sebagai contoh kapak persegi di Indonesia juga ditemukan di sekitar sungai Huang Ho dan Irawady.

Pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri adalah pendapat dari Moh Yamin. Penelitian ini didasarkan pada fosil tertua ditemukan di Indonesia. selain itu banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. pendapat lain yang agak berbeda dikemukakan oleh Majumdar yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari India. Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh banyak tokoh tersebut disumpulkan awal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan Cina selatan.Teori Yunan didukung oleh beberapa ahli antara lain Geldern, Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar. Dan kemungkinan teori ini akan dapat berganti dikemudian hari tergantung penelitian selanjutnya.

Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan melalui dua gelombang. Gelombang pertama ialah Melayu Tua (Proto Melayu) sekitar 2000 SM dan gelombang yang kedua yakni Melayu Muda (Deutro Melayu) sekitar 500 SM. Berbagai ahli sejarah menerka bahwa kepindahan tersebut disebabkan beberapa hal antara lain: kekurangan bahan makanan, kerusakan lingkungan di daerah asal, bencana alam, terdesak oleh pendatang, peperangan dll.

Proto Melayu

Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi menjadi dua rute yakni rute barat dan rute timur. Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi. Sedangkan jalur timur dimulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya saja suku bangsa Batak, Dayak dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim secara menetap, dengan berternak dan pengolahan tanah secara sederhana.

Deutro Melayu

Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan membawa kebudayaan Dongson dari Vietnam. Kebudayaan Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat dari perunggu seperti kapak corong (kapak perunggu), nekara, moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang merupakan daerah yang subur. Deutro Melayu sudah bercocok tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu. Deutro Melayu sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu adalah suku bangsa jawa, Madura, Menado dan Melayu.

About donipengalaman9

ingin seperti matahari bagi insan-insan yang terlena dalam gelapnya kebodohan

Satu tanggapan »

  1. […] Pembabagan zaman tentang manusia purba dilakukan guna mempermudah kita mempelajarainya. Konsep periodisasi dalam sejarah diperlukan agar peristiwa tersebut dapat kita pelajari secara urut dan tidak melompat-lompat (diakronis). Periodisasi digunakan utnuk memudahkan pemahaman suatu cerita sejarah agar terjadi keksinambungan. Periodisasi dalam penulisan sejarah akan mempermudah kita untuk mengetahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia pada masing-masing periode, sehingga kehidupan manusia menjadi lebih mudah untuk dipahami. Terdapat berbagai macam jenis pembagian zaman manusia purba diantara pembagian berdasarkan geologis, arkeologis dan corak kehidupan. Pembagian perkembangan manusia purba secara geologis (berasal dari kata geo=bumi, dan logos=ilmu) yakni pembagian berdasarkan terbentuknya bumi dari awal sampai saat ini melalui lapisan-lapisan bumi. Periode parsejarah lainnya berdasarkan arkeologi yakni didasarkan pada alat-alat yang dipergunakan manusia mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga tingkat paling maju. Pembagian zaman berdasarkan arkeologis dapat dibagi menjadi dua zaman yakni zaman batu dan zaman logam atau dikenal sebagai zaman perundagian. Zaman batu sendiri terbagi menjadi 4 zaman yakni Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum. Pembeda dari berbagai zaman tersebut adalah alat batu yang ditinggalkan. Sedangkan pembagian zaman yang lain adalah berdasarkan corak kehidupan manusia purba saat itu dari yang paling sederhana yakni berburu dan meramu, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Pada bab ini yang akan dibahas adalah masa berburu dan meramu. Pada masa awal kehidupan manusia purba hidup secara sederhana yakni dengan cara memanfaatkan segala sesuatu yang ada pada alam. Kehidupan manusia purba hanya sekedar berburu dan mengumpulkan makanan atau istilahnya food gathering. Manusia purba hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden). Setelah makanan di suatu tempat telah habis, manusia purba akan berpindah ke tempat lain yang masih terdapat makanan. Begitu seterusnya sehingga kehidupan mereka berpindah-pindah dan sangat tergantung dari alam. Perpindahan manusia purba ini dipengaruhi dua hal yakni sumber makanan dan musim. Manusia purba pada masa ini hidup dan tinggal di sekitar sungai yang terdapat banyak makanan dikarenakan daerahnya subur. Sisa-sisa peninggalan yang membuktikan bahwa manusia purba tinggal di tepi sungai atau danau dan di goa-goa adalah dengan ditemukannya Kyokkenmodinger dan Abris sous roche. Kyokkenmodinger berasal dari bahasa Denmark (kyokken= daput, modding=sampah) berarti sampah dapur, yakni tumpukan dari kulit kerang yang membatu. Kyokkenmodinger banyak ditemukan di sepanjang pantai Sumatera Timur. Sedangkan abris sous roche adalah gua karang tempat manusia tinggal. Gua-gua tersebut sebenarnya berbentuk ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberi perlindungan terhadap panas dan hujan. Penelitian tentang abris sous rouche dilakukan oleh Dr. P.V Stein Callencels di Gua Lawa dekat Sampung-Ponorogo, Jawa Timur. Di gua tersebut ditemukan banyak peninggalan pra sejarah, khususnya alat-alat dari tulang (bone culture). Pada masa ini sudah terdapat pembagian kerja antara laki-laki dengan perempuan. Laki-laki pergi untuk berburu dan perempuan melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Manusia purba masa ini juga sudah mengenal api. Api didapatkan dengan cara membenturkan dua buah batu hingga memunculkan percikan api. Alat-alat yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan masih sederhana berupa batu atau alat-alat yang terbuat dari tulang binatang. Cara membuatnya juga sangat sederhana dan belum diasah. Hasil peninggalan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain: Kapak Genggam/ Kapak Perimbas Kapak genggam merupakan kapak yang terbuat dari batu yang belum diasah sama sekali cara penggunanannya dengan cara digenggam. Kapak ini digunakan untuk menggemburkan tanah atau mencari umbi-umbian. Kapak genggam termasuk ke dalam kebudayaan Pacitan dengan manusia pendukungnya yakni Pithecanthropus Erectus yang fosilnya ditemukan Eugene Dubois di Ngawi selain itu juga terdapat manusia purba lain yakni Meganthropus Paeojavanicus yang ditemukan di Sangiran, Sragen. Dari penemuan beberapa manusia purba yang ada menunjukan lembah sungai Bengawan Solo merupakan tanah yang subur dan cocok sebagai tempat tingga. Kapak genggam banyak ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Sukabumi dan Ciamis (Jawa Barat), Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Bengkulu, Lahat (Sumatera Selatan), Flores dan Timor. Kapak Penetak Kapak Penetak dibuat dari fosil kayu. Kapak penetak memiliki bentuk dengan kapak genggam akan tetapi ukurannya lebih besar. Kapak penetak berfungsi untuk membelah kayu, bambu atau disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Kapak jenis ini hampir ditemukan diseluruh wilayah Indonesia. Alat Serpih Alat serpih atau flakes merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat serpih digunakan untuk menguliti binatang buruan, mengiris daging dan memotong umbi-umbian. Kegunaan alat serpih seperti fungsi pisau pada masa sekarang ini. Tempat ditemukannya alat serpih antara lain, di Punung (Pacitan Jawa Timur), Sangiran, Ngandong (lembah sungai Bengawan Solo), Lahat, Cabbenge dan Mengerunda (Flores NTT). Alat-alat dari Tulang Bone culture atau alat-alat dari tulang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Ngandong. Manusia pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakkensis. Kebudayaan Ngandong sendiri ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1941. Alat-alat dari tulang digunakan untuk penusuk hewan buruan, penggali umbi dan penombak ikan. Alat-alat dari tulang banyak ditemukan di Gunung Kendeng, Bojonegoro. […]

  2. […] Yunan Cina Selatan yang dikenal sebagai bangsa Melayu (masih perlu diperdebatkan lebih lanjut). Penyebaran nenek moyang ini diperkirakan melalui dua gelombang yaitu gelombang pertama sekitar 2000 SM yaitu bangsa Melayu […]

  3. chece amelya puteri berkata:

    ok,nice

  4. chankookie berkata:

    petanya donkk.. penting banget nihh

  5. peta berkata:

    Kalo dari Yunan, saya agak heran. Setangguh itu tah nenek moyang bangsa Indonesia bisa menyebrangi lautan yang begitu lebar.

  6. wah, terima kasih banyak lumayan buat tugas sekolah.

  7. putri berkata:

    sebutkan alat alat yang di bawa oleh nenek moyang bangsa indonesia pada periode proto maluku !
    tolong saya untuk menemukan jawaban nya.

  8. Priyandika Rizki nugraha berkata:

    peta nya mana yang dari jalur utara, selatan, dan barat ( peta jalur masuknya nenek moyang bangsa Indonesia )

  9. juli berkata:

    mengapa pada awalnya nenek moyang bangsa indonesia memilih tinggal di gua,pinggir sungai, dan pantai? tolong jawabannya ya

Tinggalkan Balasan ke peta Batalkan balasan