lia“Om On karikatur di Blog kamu bagus sekali? Sekarang pinter gambar ya??” kata teman Om On saat mereka berbincang-bincang. Memang benar akhir-akhir ini tulisan Om On dalam blog sering dihiasi dengan karikatur berbentuk coretan-coretan tangan yang sangat bagus. Karikatur yang terpampang terlihat indah seperti bentuk nyatanya. Seni lukis yang tinggi mengalir dalam goresan pena membuat sebuah sketsa. Dan sangat jelas bahwa itu bukanlah buah karya dari Om On. Kamu harus tahu itu, Yanindra. Dulu aku pernah dapat tugas dari guruku untuk menggambarkan organ tubuh manusia. Dan hasilnya sudah dapat dipastikan gagal total. Niatnya menggambar tangaku sendiri Yanindra, malah guruku bilang kalau gambar itu tangan bujel.Sebagai seorang gembel yang memiliki banyak kelemahan dan sedikit kelebihan bahkan sangat sedikit, tidak mungkin Om On bisa menggambar sedemikian rupa. Niatnya awal membuat lingkaran akan tetapi jadinya kotak. Om On kurang mahir dalam menggambar. Dahulu saat masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, Om On pernah mendapatkan tugas dari gurunya untuk menggambar salah satu bentuk tubuh manusia. Tidak berpikir panjang, kerena Om On tidak bisa menggambar maka tangannya Om On diletakkan di atas kertas gambar kemudian dijiplakkan dibuku. Dan hasilnya sangat buruk. Komentar dari guru seninya adalah mengatakan bahwa gambar tangannya bujel.

Terus siapa yang menggambarkan donk????

Sebagian besar gambar karikatur yang ada di blok donipengalaman9 merupakan hasil tangan dari seorang wanita. Wanita teman Om On kuliah. Perempuan yang sangat baik yang dengan berat hati harus berteman dengan gembel yang satu ini. Nama wanita yang kurang beruntung itu adalah Heru, eh ternyata salah nama wanita itu adalah Lia Rosalinda. Wanita berkudung merah ini dengan iklhas tanpa mengharapkan imbalan selalu menuruti keinginan karikatur  yang ada dibenak Om On.

Awal kisah bertemunya dua insan manusia ini dibilang juga sangat cepat. Kuliah masuk hari pertama, kedua orang ini langsung nyetel. Kisahnya sebagai berikut……….

Om On yang kemarin tidak mengikuti kuliah perdana sampai akhir. Dia terburu-buru karena ada jadwal mengajar di rumah bimbingan belajar. Alhasil, Om On belum mengenal siapa-siapa saat masuk kuliah. Pagi itu pokoknya Om On dengan kepolosannya memasuki rungan tempat kuliah. Hari ini kuliah pertama masuk dan Om On belum tau jam berapa masuk. Dia kemudian memasuki sebuah ruangan yang ditunjukan oleh mbak Ayuk petugas prodi yang merupakan kakak tingkatnya. Di dalam ruangan sudah terdapat ibu dosen dilengkapi dengan mahasiswa. Om On kemudian mengetuk pintu dan masuk di bagian depan.

Ternyata dosen itu hanya masuk sebentar, beliau hanya menjelaskan rencana kuliah kedepan. Tak lama kemudian dosen tersebut keluar ruangan.

“Tok tok tok” (pintu ruangan diketok oleh seorang mahasiswi). Dari balik pintu muncullah sosok wanita yang sangat mengerikan. Berkerudung layar dan bertubuh kekar. Kemudian dia duduk disebelah Om On.

Wanita : “apa kuliahnya sudah selesai?” (tanyanya pada Om On)

Om On : “sudah mbak, kok bisa terlambat, rumahnya mana?”

Wanita : “rumahnya Jakarta, tapi  ngekos”

Om On: “ngekosnya disebelah mana?”

Wanita: “dibelakang kampus”

Om On: “apah, dibelakang kampus bisa terlambat, saya saja yang rumahnya ngawi tidak terlambat” (tampang Om On garang sekali, padahal dia sendiri terlambat).

Jadwal hari ini ternyata belum ada kuliah, sehingga hari ini cuman mengobrol tentang keuangan kelas. Wanita yang tadi kemudian menangih iuran untuk memberikan makanan ringan dan air minum buat dosen. Enak sekali menjadi dosen, sudah digaji juga mendapatkan makanan ringan dan air minum dari mahwasiswanya. Satu mahasiswa ditarik iuran lima puluh ribu rupiah setiap bulan.

Satu kelas terdiri dari dua pulah mahasiswa, coba bayangkan berapa juta uang kas yang akan dimiliki. Nah saat membayar uang kas inilah Om On bertemu sesosok wanita tadi. Bendahara kelas sebagian besar adalah wanita. Wanita dianggap pinter memenage uang dibandingkan dengan pria. Dimana-mana selalu wanita yang menjadi bendahara. Kalau ada cowok yang disuruh membawa uang sebagian besar cowok setengah wanita.

Om On: “mbak mau bayar”

Lia : “namanya siapa mas?”

Om On : “nama gue heru”

Itu adalah jumpa pertama antara Om On dengan Lia. Perjumpaan selanjutnya terjadi esok harinya. Hari ini sudah mulai kuliah, pak dosen menceritakan materi dengan panjang lebar. Om On duduk dipojok ruangan dekat jendela. Dan itu merupakan tempat duduk keramat yang disediakan kepada Om On. Hari-hari berikutnya Om On selalu duduk di kursi tersebut, kecuali kalau  terlambat. Kursi bagian pojok tersebut sangat istimewa kerena dekat jendela dan nyaman untuk bersandar. Om On menjadi penghuni tetap dari bangku istimewa tersebut.

Takdir akhirnya mempertemukan mereka kembali

Setelah selesai mengajar, pak dosen memberikan tugas kepada mahasiswa guna membuat makalah. Makalah tersebut akan dipresentasikan pada pertemuan ke 4. Om On satu kelompok dengan Lia yaitu kelompok empat. Dari situ kemudian hubungan persahabatan meraka semakin akrab. Om On sering menjemput Lia. Om On juga sering mengantar Lia guna membeli makanan ringan buat dosen. Setiap mengantar pasti Om On meminta jatah preman. Om On meminta dibelikan roti tanpa dengan uang khas. Kadang menggunakan uangnya sendiri dan terkadang Lia yang membelikan. Dari sana jalinan persahabatan mulai berjalan lancar. Om On dan Lia saling bergantian membantu. Saat Om On mengalami kesulitan, Lia selalu membantu. Begitu sebaliknya apabila Lia mengalami kesulitan pasti dia membereskan masalah itu sendiri. Benar-benar simbiosis mutualisme yang diterapkan pada jalinan persahabatan meraka.

Pada suatu siang yang panas, seperti pikiran para mahasiswa yang selalu panas. Hari itu dosen yang mengajar sangat membosankan. Dosen tersebut berbicara entah apa artinya, membuat para mahasiswa kurang memperhatikan. Dosen itu ibaratkan obat tidur yang mampu membius para mahasiswa untuk terlelap tidur. Suara dosen ibaratkan sebuah lagu simponi penghantar tidur yang membawa para mahasiswa kealam bawah sadar untuk kemudian bermimpi dengan indah. Om On yang berpura-pura serius memperhatikan mulai mengantuk. Sedangkan Lia yang duduk disampingnya sibuk dengan dengan buku binder milik Om On.

Entah apa yang dilakukan olehnya, Om On masih focus terhadap pelajaran. Karena sudah lama terdiam, Om On sudah tidak kuat lagi untuk berbicara. Satu hal yang perlu kalian ketahui, Om On itu kalau diam berarti dia akan tertidur.

“lagi apa lia?” Tanya Om On membuka pembicaraan, sambil menengok Lia yang duduk disampingnya.

“ini Om lagi menggambar” Lia masih sibuk dengan gambarannya

“emangnya menggambar apa?” Tanya Om On sambil melirik ke buku bindernya. Lia masih sibuk menggambar

“lho itukan gambar muka aku, wuah kamu mencuri wajah saya ya?” Om On merebut buku binder

Dan ternyata dari tadi lia tidak memperhatikan dosen menerangkan, melainkan sibuk menggambar. Tidak semua mahasiswa bisa focus Sembilan puluh menit guna mendengarkan dosen berkicau. Ada yang sibuk dengan hape, ada yang mengobrol dengan temannya dan bahkan ada yang tertidur. Gambaran lia lumayan bagus, mirip dengan obyek yang digambar.

Om On  :“Ternyata kamu bisa menggambar lia?”

Lia     :“lumayan Om, dulu saat masih kuliah aku mengerjakan skripsi tentang gambar”

Om On  :“wuah bagus low, kita bekerjasama mau pa nggak?”

Lia          : “bekerjasama apa Om? Merampok bank” (lagak lia seorang preman terminal kampung rambutan)

Om On :”enggak liya, Om On kan kadang suka menulis nah nanti kamu yang menggambarkan karikaturnya. Mau ya?” (wajah Om On terlihat seperti gembel mengharapkan sesuap nasi)

Lia          : “wani piro”? hahahahaha (jawab lia tertawa dengan lepas)

Om On :”Oh santai saja, nanti kita jajan kekantin”

Lia          :”nanti aku dibayarin ya Om?” wajah lia sok imut kayak curut, penuh dengan harap

Om On :”bayar sendiri. Hahahaha” giliran Om On tertawa dengan puas, Lia hanya bisa nyengir

Lia          :”oke lah Om” (jawab Lia terpaksa).

Mulai dari saat itu maka, setiap Om On punya tulisan-tulisan baru, pasti Om On menghubungi lia untuk digambarkan, Yanindra. Lia juga dengan tanggap bisa mengerti apa yang diinginkan oleh Om On. Seolah-olah Lia tahu apa yang diinginkan oleh Om On. Satu kebanggan yang diterima oleh Om On dikarenakan mampu mengenal Lia, teman yang sangat kereatif.

About donipengalaman9

ingin seperti matahari bagi insan-insan yang terlena dalam gelapnya kebodohan

Tinggalkan komentar